Subnetting IPv4

 Pengertian Subnetting

    Subnetting adalah teknik yang digunakan untuk memecahkan jaringan menjadi beberapa subjaringan yang lebih kecil. Teknik subnetting biasanya digunakan untuk memudahkan pengelola jaringan, seperti sistem dan network administrator dalam bekerja.

Apa yang dimaksud subnetting? Menurut buku Pemrograman Jaringan dengan JAVA karangan Ach. Khozaimi, S.Kom., M.Kom., subnetting adalah proses untuk memecahkan atau membagi sebuah network menjadi beberapa network yang lebih kecil.

 Lalu, bagaimana proses subnetting? Proses metode subnetting ini dapat dilakukan pada IP Address kelas A, B, dan C saja. Menurut buku Pengantar Jaringan Komputer karangan Melwin Syafrizal, IP Address dibagi menjadi beberapa jenis, yakni:

1. Private IP Address

    Jenis IP Address ini digunakan pada perangkat untuk jaringan berskala lokal yaitu LAN. Maka dari itu, jenis IP Address ini tidak dikenal pada jaringan internet global.

2. Public IP Address

    Sementara itu, public IP Address bisa diakses dengan jaringan internet dan bisa dimiliki oleh semua perangkat. Range IP Private, di antaranya:

Kelas A, 10.0.0.0 - 10.255.255.255

Kelas B, 172.16.0.0 - 172.31.255.255

Kelas C, 192.168.0.0 - 192.168.255.255

    Fungsi IP Address ini utamanya untuk menangani koneksi antar perangkat pengirim dan penerima melalui sebuah jaringan. Dengan adanya IP Address, perangkat-perangkat tersebut dapat menghubungkan situs web atau layanan lainnya di internet.

    Lebih lanjut, dengan melakukan teknik subnetting, suatu network dapat menciptakan beberapa network tambahan. Namun, kondisi tersebut bisa mengurangi jumlah maksimum host yang ada di dalam setiap network.

Contoh subnetting

Sebelum mengetahui cara untuk menghitung subnetting, perlu diketahui bahwa metode ini berpusat pada 4 hal, yaitu jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Menyadur laman resmi dari SMKN 1 Ketapang, berikut contoh subnetting.

Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah network address 192.168.1.0/26?

Analisanya, 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

1. Jumlah subnet

2x, di mana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi jumlah subnet adalah 22 = 4 subnet.

2. Jumlah host per subnet

2y – 2, di mana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host

3. Blok subnet

56 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128 dan 128 + 64 = 192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

4. Hos dan broadcast yang valid

Mengetahui host dan broadcast yang valid memerlukan tabel dengan catatan host pertama adalah 1 angka setelah subnet dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.






Tabel subnetting







Ini merupakan tabel CIDR Address Blocks

Bagi yang belum tau CIDR Address Block, Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting.

Tujuan Subnetting

    Menurut laman resmi Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Kota Bengkulu, hadirnya teknik subnetting dapat memudahkan seorang network administrator dalam mengamankan jaringan.

Selain itu, ada beberapa tujuan lain dari teknik subnetting ini yang perlu untuk diketahui, yaitu:

  1. Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 = 244 alamat yang tidak terpakai).
  2. Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
  3. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
  4. Untuk mengatasi masalah perbedaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
  5. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
  6. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network, karena router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
  7. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.




Referensi: 

Komentar